alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 19 Februari 2016

UJIAN PRAKTEK SENAM

“Dug dug dug” dentuman musik terdengar keras sampai ke kelasku. Para siswa tak bisa konsentrasi.
“Sudah dimulai Pak. Kami pingin nonton,” kata salah satu siswa.

Aku tak berdaya. Suasana kelas tak memungkinkan untuk melanjutkan pelajaran.

Dari tanggal 15 sampai 23 Februari 2016 ada jadwal praktek olahraga. Selain atletik, salah satu kompetensi yang harus dipraktekkan adalah senam kreasi. Senam dilaksanakan per kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 8 sampai 10 anak. Mereka harus menciptakan gerakan senam kreasi baru sekaligus menentukan musik pengiringnya. Senam ini dilaksanakan sekitar pukul 10.00 sampai pukul 12.00 di lapangan basket. Kreasi gerakan dan musik inilah yang menarik perhatian semua siswa untuk menyaksikannya. Maka pada jam pelajaran ke 5-6, sangat susah untuk mengendalikan siswa. Mereka ingin menonton. Walaupun dengan dalih tak perlu terganggu dengan pertunjukan senamnya, toh, suara musiknya tetap menerobos ke dalam kelas.

Biasanya para guru tak kuasa untuk membiarkan mereka untuk menyaksikan praktek senam tersebut. Maka, memberi tugas tertulis dan meninggalkan mereka di kelas adalah salah satu trik agar terasa tak berdosa untuk meninggalkan kelas. Namun sama saja, para siswa tak mengerjakan tugas tersebut dan menonton senam.

Karena aku tak mau menyudutkan mereka dengan dosa-dosa sebab tak mengerjakan tugas yang kuberikan, maka aku lebih suka mempersilahkan sepenuhnya mereka untuk menyaksikan senam tersebut tanpa tugas apapun.


“Ya sudah, selamat menonton,” itu saja yang aku katakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar