Setiap datang ke sekolah, aku selalu mencari teman parkir
yang paling pas. Dimanapun boleh, asalkan di sebelah sepeda motor Pak A. Maka
setiap datang ke sekolah yang aku cari bukan tempat parkirnya tapi sepeda motor
Pak A. Kenapa? Sepeda motorku keluaran tahun 1995. Kondisinya sudah parah.
Velgnya sudah berkarat, lampu belakang sudah buram dan pecah, standar pinggir
dan tempat kaki sudah lepas, dan warnanya kusam. Dengan kondisi demikian,
sepeda motorku akan terlihat semakin jelek apabila dijejerkan dengan sepeda
motor-sepeda motor keluaran baru. Maka, alternative terbaik adalah menjejerkan
sepeda motorku dengan sepeda motor yang sebanding agar sepeda motorku tidak terlihat
buruk rupa. Dan satu-satunya sepeda motor yang seangkatan dengan sepeda motorku
adalah milik Pak A. Sepeda motor 2 tak itu keluaran tahun 90-an. Joknya sudah
ditambal dengan plakban, lampu belakang tinggal separoh, warnanya bahkan lebih
kusam dari sepeda motorku.
Maka, setiap aku parkir hanya motor Pak A yang aku cari. Ketika
kulihat di sebelah kanan dan kiri sepeda motor Pak A kosong, maka hatiku lega.
Aku bisa menjejerinya. Sepeda motorku kelihatan sangat harmonis bersanding
dengan sepeda motor Pak A. Bayangkan kalau sepeda motorku bersanding dengan
sepeda motor terbaru, nampak ada sesuatu yang ganjil
Namun, apabila di sebelah motor Pak A telah terisi, aku
terpaksa parkir di sebelah sepeda motor lain yang tentunya lebih baru. Sama sekali tak nyaman tapi
tak apa-apa, hanya sekali-sekali. Sambil tutup mata saja. Yang penting sepeda motor sebelah tak tersenggol.
Biar nggak tetanus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar