alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Minggu, 24 Mei 2020

TONG TONG PREK


Tepat pukul 02.00 dini hari, pasukan tong-tong prek lewat depan rumahku. Walaupun sudah hampir sebulan ini aku mendengar keriuhan suara mereka, tetap saja aku masih bangun dengan terkaget-kaget, lap-lapan dan separoh nyawaku pergi.

Pasukan ini terdiri dari anak-anak kecil seumuran SD dan SMP. Markas besar mereka adalah masjid. Setelah sholat tarawih dan tadarus, mereka memilih untuk tetap tinggal di masjid dan tidak pulang ke rumah. Bahkan mereka memilih untuk tidak tidur sampai waktu pemberangkatan pasukan dimulai untuk berkeliling kompleks.

Lagu-lagu rancak bergenre dangdut koplo mengalun dari mulut mereka bersama-sama. "Saur ora saur sa'karepmu, sahur sahurnya project pop, cucak rowo, oplosan", bahkan  "garuda pancasila, dari sabang sampai merauke dan halo-halo bandung" yang digenrekan ke dalam dangdut koplo menjadi lagu andalan mereka. Maaf, kali ini lagu-lagu melow, patah hati, rohani, dan keroncong tak laku. Jadi, Afgan, Raisa, Judika, BCL, Rizki Febian, dan kawan-kawan, kalian putus kontrak dulu. Kini saatnya Nela Karisma, Via Valen, NDX AXA dan Soimah tampil.

Alat musik sekenanya dipegang oleh setiap anggota kelompok: ember, botol plastik diisi kerikil, panci, blek, kaleng, galon air mineral, dan alat-alat dapur lainnya yang tentu saja diambil dari dapur rumah masing-masing tanpa ijin ibu mereka. Lagi-lagi maaf, alat musik petik, tiup dan gesek minggir. Semuanya memakai alat musik tabok dan pukul.  Untung saja, tak ada yang berminat sama sekali untuk membawa beduk di masjid. Mungkin terlalu berat atau mungkin takut dimarahi takmir masjid. Masing-masing anggota memukul alat musiknya sekeras-kerasnya dan ingin menonjolkan suara musiknya. Tak ada not balok yang dimainkan dengan aransemen tertentu. Prinsip mereka yang penting berbunyi, keras, kompak dan rancak.

Tujuan pasukan ini sangat mulia dan tak ada yang perlu disalahkan yaitu membangunkan orang untuk sahur. Akan tetapi, waktu operasi pasukan ini yang terlalu pagi kadang membuatku terpaksa duduk sebentar sambil lenger-lenger mengumpulkan nyawaku kembali, kemudian menunggu mereka berlalu dan tidur lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar