Minggu, 24 Mei 2020
MENUNGGU MALAM LAILATUL QADAR
Malam ini malam ke-27 Romadhon. Malam ganjil seperti ini konon berpotensi menjadi malam lailatul qadar, malam dimana malaikat turun ke bumi dan malam yang lebih baik dari seribu bulan.
"Kok malam ini panas sekali ya Ma. Kayaknya mau hujan ini," celetukku.
Udara lembab dan panas adalah salah satu tanda akan turunnya hujan.
"Waduh. Berarti nggak jadi lailatul qadar nih. Malaikat nggak jadi turun," jawab istriku.
"Kenapa?" tanyaku
"Menurut riwayat, suasana malam lailatul qadar itu udaranya sejuk. tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang, dan langit cerah," jelas istriku.
"Walloohu a'lam Ma. Kan tidak harus seperti itu juga. Mau beribadah ya beribadah saja. Siapa tahu tanda-tandanya berbeda dengan tanda-tanda pada umumnya. Tiba-tiba lailatul qadar. Tiba-tiba malaikat turun," kataku.
"Tapi nggak ada riwayatnya malaikat turun ke bumi saat hujan," kata istriku ngeyel.
"Kan bisa pakai payung."
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar