alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Rabu, 01 April 2020

KALAU MAU BERSIH HARUS BERANI KOTOR


"Pa, ada telek wirok," teriak istriku dari teras.

Aku yang sedang berada di belakang dan mendengar teriakan istriku, segera berlari ke depan.

"Apa sih Ma. Heboh amat," jawabku ikut heboh.
"Itu lho kotoran tikus wirok di pojokan. Jorok. Tikus kok buang kotoran di sini sih," kata istriku sambil jengkel dan menunjukkan sekumpulan butiran kotoran tikus wirok di pojok teras.

Ada 5 butir. Bentuknya lonjong seperti tablet penambah kalsium. Ukuran panjangnya 1,5 - 2 cm dan diiameternya sekitar 0,75 cm. Warnanya hitam dan mengkilap tandanya kotoran ini masih basah. Baunya menyengat.

"Besok ditulisi 'Dilarang buang air besar di sini'. Mama  ya aneh. Tikus itu bebas mau berak di mana pun." jelasku
"Tapi kan biasanya di tempat kotor," kata istriku
"Ya sekali-sekali di tempat yang bersih. Sudahlah, tinggal dibuang saja sih. Tuh pakai sapu," kataku
"Jangan pakai sapu. Nanti sapunya kena," bantah istriku

Aku tengak-tengok mencari sesuatu yang bisa dipakai untuk membuang kotoran ini. Tapi tak ada. Tak ada daun kering, sabut kelapa, kertas bekas atau benda lain yang bisa digunakan untuk membuang kotoran tikus ini.

"Pakai tisu. Ambil tisu sana," suruhku.

Istriku masuk ke rumah untuk mengambil tisu.

"Nih Pa!" sambil menyodorkan dua lembar tisu.
"Mama sendiri yang ngambil," kataku
"Nggak mau. Jorok,"
"Biar tahu rasanya pegang kotoran tikus," kataku
"Huekk..nanti Mama nggak bisa makan tiga hari," kata isriku membela diri.
"Ya alhamdulillah. Jadi langsing,"
"Hiiih,"
"Gitu saja kok sampai nggak makan tiga hari. Latihan dengan yang jijik. Kotor sedikit nggak apa-apa. Coba sini tangannya," kataku sambil menarik tangan istriku yang masih memegang tisu.

Kudekatkan tangannya ke kotoran tikus wirok tersebut.

"Hiii," teriaknya spontan sambil melempar kertas tisunya dan lari.

Akhirnya aku sendiri yang mengambilnya. Kulipat tisu jadi empat agar lebih tebal. Kuambil kotoran tikus wirok itu satu per satu. Lunak. Tak perlu kucium lagi. Lalu kubuang ke kali depan rumah bersama tisunya.

"Kalau mau bersih harus berani kotor Ma..!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar