Minggu, 12 April 2020
CURIGA
Walaupun ada himbauan untuk tidak keluar rumah, aku terpaksa keluar rumah membeli kertas HVS untuk menyelesaikan administrasi sekolah.
Naik sepeda motor dan bermasker, aku menuju tempat fotocopy untuk membeli kertas.
"Pak Bas, apa kabar?" suara seorang perempuan di sampingku.
"Eh, Wulan. Alhamdulillah baik," jawabku.
Wulan adalah almuni sekolahku, lulus dua tahun yang lalu. Dia tak memakai masker.
"Eh, kok tahu ini Pak Bas?" tanyaku sambil menunjuk masker di wajahku
"Tahu dong, kan bukan cuma wajah yang jadi ciri Pak Bas," jawabnya sambil senyum nyelekit.
Dalam hati, aku sudah bisa memastikan bahwa rambutku yang sudah memutih dan rontok di bagian depan menjadi ciri khasku.
Serta merta dia menyodorkan tangannya minta salaman. Aku tak kuasa untuk menolak dan kusodorkankan tanganku. Wulan salaman dan cium tangan. Tapi tiba-tiba dia tersentak. Mungkin baru tersadar, "kenapa harus salaman dan cium tangan,"
Aku yang bersedia salaman dan dicium tangannya juga merasa kikuk dan mulai timbul rasa curiga.
"Jangan-jangan di tanganku sudah menempel virus corona dari tangan dan hidung Wulan." kataku dalam hati
Sebaliknya, pasti dia juga curiga kepadaku. Jangan-jangan di hidung dan tangannya sudah terpapar virus corona dari tanganku.
Sampai rumah, aku segera mencuci tanganku menggunakan sabun. Pasti juga sama yang dilakukan Wulan, sampai rumah Wulan mencuci tangan menggunakan sabun.
Tak hanya tangan, hidungnya juga.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar