"Dari desa ya oleh-olehnya beras," kata ibuku menyuruhku membawa beras berbobot kurang lebih 20 kg ketika aku harus kembali merantau setelah satu minggu mudik Tahun Baru ke desa untuk menengok orang tuaku.
"Terlalu banyak bu," kataku.
"Bisa untuk beberapa bulan," jawab ibuku.
"Kalau kelamaan malah mubadzir, nggak bisa dikonsumsi. Muncul kutu berasnya."
"Jangan khawatir, sudah ibu kasih daun jeruk. Nggak akan berkutu. Disimpan sampai setengah tahun juga aman," kata ibu.
Kulihat ada beberapa lembar daun jeruk yang sudah kering di permukaan beras.
"Kalau ingin beras menjadi awet, berilah daun jeruk di berasnya. Di lapisan paling bawah, kemudian beri daun jeruk lagi di lapisan beras kedua dan seterusnya. Tinggi setiap lapisan sekitar sepuluh centimeter," terang ibu.
"Daun jeruk kering?" tanyaku karena kulihat daun jeruknya sudah kering.
"Daun jeruk yang masih segar, masih hijau. Nanti kering sendiri kalau sudah lama di beras,"
Akhirnya kubawa beras tersebut ditambah setandan pisang, jeruk, dan sekarung ketela setelah kemarin kubawakan ibuku sekaleng Khong Guan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar