alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Jumat, 13 November 2020

PERJALANAN DIKLAT

Perlengkapan untuk diklat Bahasa Prancis selama enam hari di Hotel Novotel Solo sudah kupersiapkan semua. Supaya tidak repot, aku naik travel, sebuah moda transportasi antar jemput dari pintu ke pintu. Pada hari Minggu pagi tanggal 1 November 2020 pukul 08.00 WIB kutunggu travelku di depan pintu dan baru datang pada pukul 09.00.


“Maaf Pak, harus menjemput penumpang agak jauh,” kata Mas Sopir yang berumur sekitar 30-an beralasan.


Travelku berisi 6 orang penumpang dengan 12 kursi.


“Aturannya seperti itu Pak. Hanya boleh diisi setengahnya.” Kata Mas Sopir.


Aku meluncur dengan lancar menuju Solo.


“Seminggu berapa kali jalan Mas?” tanyaku kepada Mas Sopir.

“Wah, masih sepi Pak. Sudah dua minggu ini tidak jalan. Alhamdulillah, hari ini kami jalan dua mobil,” jawabnya.

“Sebelum covid, seminggu berapa kali jalan Mas?” tanyaku.

“Tiap hari pasti ada yang jalan. Sekarang prihatin Pak,” lanjut Mas Sopir.


Senyumnya kecut menjawab pertanyaanku yang terakhir. Maskernya yang berwarna hitam hanya menutupi dagunya. Telepon genggamnya selalu aktif untuk menelepon temannya, bosnya atau keluarganya.


Walaupun jalan tol sudah tersambung dari Batang sampai Solo, namun travel ini hanya melewati jalan tol dari Semarang sampai Bawen. Setelah itu, travel ini melewati jalan umum.


“Dari kantor jatah tol-nya hanya Semarang-Bawen Pak. Kalau mau lewat tol terus, penumpang harus nambah ongkos,” jelasnya


Nasi sudah jadi bubur. Travel ini sudah keluar jauh dari pintu tol Bawen. Jadi, aku terpaksa melewati jalanan yang tidak semulus jalan tol namun dengan pemandangan kanan kiri lebih indah.


Memasuki wilayah Solo, Mas Sopir mulai masuk ke jalan-jalan sempit bahkan gang-gang kecil untuk menurunkan penumpangnya satu per satu di depan rumahnya masing-masing.


“Gang depannya Mas belok kanan,” kata penumpang di kursi paling belakang, “nanti ada gang lagi belok kiri,”


Setelah menurunkan satu penumpang, travel jalan lagi menuju lokasi lain.


“Sampeyan hafal semua jalan di Solo Mas?” tanyaku

“Hanya hafal nama wilayahnya. Pernah tersesat juga, muter-muter nggak ketemu-ketemu alamat karena mengantar orang yang mau mengunjungi saudaranya dan alamatnya hanya nama jalan dan kelurahannya nggak ada nomornya,” jawabnya

“Sudah berapa tahun pegang travel?” tanyaku lagi

“Di Solo tiga tahun Pak. Sebelumnya di Jogja,”


Setelah lima kali menurunkan penumpang, tinggal aku sendirian di dalam travel padahal kulihat di google map lokasi yang kutuju paling mudah dijangkau.


“Tapi kenapa saya diantar paling akhir ya Mas?” tanyaku

“Bapak kan turun di Hotel Novotel. Lokasinya di tengah kota, semua orang tahu. Tidak dicari juga ketemu,” jawab Mas Sopir santai.


“Ya nasib.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar