“Sebutkan 5 nama ikan!”
“Ikan Arwana, Emas, Gurami, Lele, Tawes, Pak”
“Iya betul. Sana ambil sepedanya!”
Itulah dialog yang sering terjadi antara seorang kepala negara di kerajaan antah berantah dengan rakyatnya.
Kenapa ikan namanya berbeda-beda? Karena mereka mempunyai ciri dan karakter masing-masing sehingga perlakuan terhadap mereka berbeda-beda.
Petani ikan sudah paham betul karakter mereka masing-masing. Tidak mungkin mereka memasukkan ikan arwana bersama ikan tawes dalam satu kolam karena ikan arwana akan memangsa ikan tawes. Tidak mungkin pula mereka memasukkan ikan lele dengan ikan gurami karena ikan lele akan menyerang ikan gurami. Agar perkembangannya optimal, petani ikan memilah ikan sesuai karakternya. Mereka akan ditempatkan dalam kolam yang berbeda-beda. Ikan arwana bisa dipelihara tersendiri. Arwana adalah ikan karnivora. Makanannya adalah ikan-ikan kecil, katak atau jangkrik. Ikan koi dipelihara bersama ikan emas koki, komet atau ikan hiaslainnya. Ikan-ikan ini adalah pemakan segala, bisa daun-daunan, buah atau sisa-sisa makanan. Ikan tawes dicampur dengan ikan nilem dan ikan sepat siam karena ikan-ikan tersebut adalah herbivora (pemakan tumbuhan). Pakan mereka sama yaitu daun-daunan, daun senthe, kol atau daun singkong. Sedangkan ikan ikan gabus bisa dicampur dengan ikan lele. Keduanya sama-sama karnivora atau pemakan daging. Kedua ikan ini bisa diberi makan keong atau katak. Sedangkan ikan ikan mas, ikan mujair dan ikan gurami adalah jenis ikan omnivora atau pemakan segala. Ikan-ikan ini bia dipelihara bersama karena perlakuan terhadap mereka juga hampir sama. Makanan mereka bisa berasal dari sisa-sisa makanan, tumbuhan atau hewan-hewan kecil.
Sesuai aturan kerajaan sejak jama dahulu, petani ikan di wilayah kerajaan antah berantah ini bisa memelihara ikan di kolam yang dimiliki oleh kerajaan yang pemeliharaannya juga disubsidi oleh kerajaan dan boleh pula memelihara ikan dengan kolam buatan sendiri. Kondisi kolam tentu saja menyesuaikan dengan jenis ikan masing-masing. Kolam untuk ikan arwana bukan kolam biasa. Arwana dipelihara di aquarium besar. Ada aerator. Air diganti secara berkala. Ada hiasan karang dan tumbuhan imitasi. Pemliharaannya sangat intensif. Hal ini sesuai dengan tujuan memelihara ikan arwana adalah untuk dilihat keindahan warna dan lekuk tubuhnya. Karena keindahannya juga, ikan arwana menjadi mahal. Kolam untuk ikan koi, ikan emas koki, dan komet dibuat khusus pula. Bisa berupa aquarium atau kolam biasa. Namun harus dipasang aerator karena ikan-ikan ini membutuhkan air dengan kandungan oksigen yang besar. Ikan koi, ikan emas koki, dan komet akan lebih indah dipelihara di aquarium karena ikan-ikan ini adalah ikan hias. Ikan tawes, ikan nilem dan ikan sepat siam membutuhkan kolam yang luas. Bisa terbuat dari beton ataupun tanah. Semakin luas kolamnya semakin banyak isinya, semakin banyak panennya, dan semakin besar keuntungannya. Demikian juga dengan ikan gabus dan ikan lele, ikan nila, ikan mujair dan ikan gurami.
Soal favorit dan tidak favorit tergantung tujuan memelihara ikan. Tentu saja ikan arwana dan kolamnya dianggap paling favorit karena fasilitas, sarana dan prasarananya lengkap, pemeliharaannya intensif dan harga ikan arwana yang mahal. Kolam untuk ikan gurami dianggap kurang favorit karena hanya kolam biasa dan harga ikan gurami juga tidak semahal ikan arwana. Tapi selama ini masing-masing ikan telah nyaman dengan kolamnya masing-masing. Ikan lele sudah nyaman dengan kondisi kolamnya yang berlumpur. Dan ikan lele tidak iri dengan kondisi aquarium ikan arwana yang indah. Ikan arwana juga tidak jumawa dengan kondisi aquarium indahnya. Walaupun apabila setiap kolam mempunyai sarana dan prasarana yang standar tentu saja akan membuat mereka lebih nyaman. Misalnya, ada aerator yang menjamin kandungan oksigen di dalam air, ada pergantian air secara berkala, ada hiasan kolam yang membuat nyaman, dan ada pemeliharaan secara intensif.
Setelah keluar peraturan menteri urusan ikan dan kolam tentang perzonaan, maka sejak saat itu petani ikan tidak boleh memelihara ikan sesuai dengan jenis-jenisnya. Dalam satu kolam harus dipelihara berbagai macam ikan. Seadanya jenis ikan yang ada di wilayah tersebut. Arwana, Lele, Tawes, Nilem, Sepat, Gurami ditempatkan dalam satu kolam. Apakah tidak bermasalah? Tujuan dari peraturan menteri ikan dan kolam justru untuk mendorong kerjasama antar ikan. Kondisi kolam yang heterogen mendorong ikan-ikan dalam kolam tersebut untuk bekerja sama. Nyatanya, di sungai pun terdapat berbagai macam ikan dan semuanya bisa hidup. Untuk itu, tugas petani ikan adalah memastikan terjadinya kerjasama yang baik antar ikan, tidak terjadi perkelahian dan saling memangsa sesama ikan. Kondisi ini juga memotivasi para petani ikan untuk lebih meningkatkan kompetensi mereka. Mereka tidak boleh terlena dengan zona nyaman mereka selama ini. Karena peraturan ini baru diterapkan, maka soal hasil panen ikan apakah semakin baik ataukah semakin buruk, biarlah waktu yang akan menjawab.
Dengan peraturan perzonasian ini diharapkan sudah tidak ada kolam favorit atau non-favorit. Kualitas perikanan dan perkolaman semakin merata di seantero wilayah kerajaan karena di setiap kolam terdapat ikan arwana yang mahal dan ikan lele yang tidak mahal. Dengan demikian, setiap kolam sekarang bisa dianggap berkualitas.
Namun kendala yang sebenarnya bukan masalah kolam "favorit" atau "non-favorit", tapi ketersediaan kolam. Kerajaan harus menjamin ikan-ikan yang hidup di seluruh wilayah kerajaan bisa tertampung di seluruh kolam baik kolam milik kerajaan ataupun kolam yang dibuat sendiri oleh petani ikan. Kekurangtersediaaan kolam ini berakibat fatal karena ikan yang tidak tertampung di kolam pasti akan masuk ke penggorengan.
Namun kendala yang sebenarnya bukan masalah kolam "favorit" atau "non-favorit", tapi ketersediaan kolam. Kerajaan harus menjamin ikan-ikan yang hidup di seluruh wilayah kerajaan bisa tertampung di seluruh kolam baik kolam milik kerajaan ataupun kolam yang dibuat sendiri oleh petani ikan. Kekurangtersediaaan kolam ini berakibat fatal karena ikan yang tidak tertampung di kolam pasti akan masuk ke penggorengan.
Untuk menjamin pemerataan kualitas ikan dan kolam, kerajaan juga harus menjamin fasilitas, sarana, prasarana dan pakan dengan mutu yang sama dan SDM petani ikan yang handal yang bisa menjamin ikan-ikan di dalam kolam saling bekerja sama, tidak saling memangsa, tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Dengan demikian, Arwana, Lele, Tawes, Nilem, Sepat, Gurami merasa betah tinggal dan berkembang biak di kolam manapun tanpa perlu iri hati dengan kondisi kolam yang lain. Dengan adanya pemerataan kualitas fasilitas, sarana prasaraana, pakan dan SDM petani ikan tidak perlu lagi ada aturan perzonasian karena setiap ikan dengan sendirinya akan nyemplung ke dalam kolam yang terdekat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar