alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Kamis, 04 Juni 2015

KAMI BERMAIN CANTIK

Aku merasa Ujian Nasional kali ini berjalan dengan sukses. Selain tidak ada kekhawatiran “tidak lulus” juga tak ada lagi kebisingan “bocoran”. Maka, aku menilai langkah menteri pendidikan nasional yang telah menghapus ketentuan kelulusan berdasarkan pada nilai Ujian Nasional sangat tepat.

Namun, melihat nilai-nilai Ujian Nasional di sekolahku  yang kurang sesuai dengan kondisi siswa, otakku protes.

“Masa anak di bawah standard berhasil meraih 5 besar dalam nilai Ujian nasional”, protesku.

Aku memilih diam. Selain aku menganggap apalah arti nilai Ujian Nasional sekarang yang tidak lebih hanya sekedar hiasan Ijazah. Apalah arti ranking nilai Ujian Nasional kalau hasil dengan kemampuannya tak sesuai.

“Mungkin dia sedang bejo,” kataku dalam hati.

Akhirnya rasa penasaran dan protes dari otakku terjawab ketika suatu hari aku bertemu dengan salah satu pelaku Ujian Nasional tahun ini di sebuah warung bakso. Sebuah pertemuan yang tanpa disengaja. Karena sudah lama tidak berangkat ke sekolah, segala cerita tentang sekolah dia tumpahkan kepadaku (bukan ke mangkok bakso). Salah satu curhatan yang berhasil aku tangkap adalah dia protes mengenai kunci jawaban Ujian Nasional yang tidak merata.

“Iurannya sama kok hasilnya beda,” kata dia.
Aku spontan berkomentar:
“Ternyata kalian jadi iuran, kirain batal,” kataku.
“Hehe.. Sudah kadung iuran sih Pak,” jawabnya
“Kan sudah tak ada gunanya pakai bocoran, tak menentukan kelulusan,”.
“Biar nggak malu-maluin orang tua Pak,” kata dia beralasan
“Masih pakai bocoran kok nggak bising kayak tahun-tahun kemarin?” tanyaku
“Nggak bising ya Pak? Itu artinya kami sudah bermain cantik.”


(Maaf beribu maaf aku tujukan kepada seluruh para pelaku pendidikan, utamanya kepada Mas menteri Anies Baswedan. Tulisan ini hanya menunjukkan kenyataan yang masih terjadi di lapangan, dan aku tak bisa berbuat apapun. Pahit memang pahit... tapi harus aku ceritakan juga. “Qulil haqa walau kaana muuron”. Mudah-mudahan ada hikmahnya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar