alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 02 Desember 2014

UJIAN REVOLUSI MENTAL : KURIKULUM 2013

Dengan adanya penentangan Kurikulum 2013 oleh berbagai kalangan. Pemerintah melakukan langkah pengkajian ulang dengan membentuk Tim Evaluasi Kurikulum 2013 yang diketuai oleh Prof. Suyanto Ph.D., Direktur Jenderal Pendididkan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang juga mantan rektor Universitas Negeri Yogyakarta. Hasil evaluasi tersebut rencananya akan dilaporkan kepada menteri Pendidikan dan Kebudayaan minggu ini.

Apapun hasilnya, Kurikulum 2013 merupakan produk yang diusahakan menjadi kurikulum yang lebih baik dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya. Dalam kerangka dasarnya saja, telah dinyatakan bahwa kurikulum 2013 adalah penyempurnaan dari kurikulum 2004 (KBK) dan KTSP. Usulan untuk membuat kurikulum yang sama sekali baru menjadi ambigu karena kurikulum adalah buah perkembangan pemikiran yang bersifat dinamis. Kedinamisan ini tak mungkin lepas dari masa lalu. Pembuatan kurikulum yang sama sekali baru diibaratkan seperti orang buta yang ditempatkan di sebuah rumah baru. Betapa sengasaranya dia dan butuh waktu lagi untuk mempelajari seluk beluk rumah barunya. Dengan mengganti Kurikulum 2013, kegemasan Mas Menteri Anies Baswedan yang mengibaratkan Kurikulum 2013 seperti mengubah haluan kapal tanker (kompas 2/12/2014) secara mendadak akan diulangi lagi. Kemarin mengubah haluan ke kanan, besok mendadak ke kiri. Sama-sama mendadaknya.

Ada baiknya, lihat dulu isi sebenarnya dari kurikulum tersebut. Baca sedetil-detilnya. Apa yang salah dengan kurikulum 2013? Saya setuju dengan Mas Menteri bahwa kurikulum 2013 tidak serta merta diganti tapi diperbaiki dan dilengkapi yang belum lengkap. Itu cukup. Bertahun-tahun kita dibenturkan dengan ganti menteri ganti kebijakan. Cobalah kita mulai andap asor dengan menghormati pendahulu kita. Dengan kerangka berpikir demikian, kita tidak akan seperti orang buta tersebut di atas. Kita akan menjadi pembaharu dari warisan yang ada. Kita tidak akan memutus sejarah yang melahirkan kita.

Revolusi mental yang didengungkan Bapak Jokowi adalah untuk merubah mental kita. Salah satunya adalah mental dalam menghormati orang lain dan hasil karya orang lain. Produk mental yang masih selalu menyalahkan dan asal ganti dengan yang baru adalah mental masa lalu yang tak perlu kita ingat-ingat lagi. Mental tersebut telah mulai dikikis juga pada era pasca orde baru. Saya yakin Mas Menteri mempunyai mental seperti itu. Beliau pasti cukup bijaksana untuk menghormati pendahulunya sekaligus produknya. Beliau pasti legowo dengan tidak merubah nama “Kurikulum 2013”. Biarlah nama itu akan menjadi perhargaan dan penghormatan terhadap para penyusunnya. Kalaupun akan diperbaharui cukup isinya saja. Apalah arti sebuah nama? Mau diganti dengan nama Kurikulum 2014, Kurikulum Kerja , bahkan Kurikulum Anies Baswedan sekalipun, kalau isinya tidak ada perubahan, ya sama saja.


Betapa indahnya seandainya, Indonesia berjalan dengan saling menghormati. Salah satu ujian pertama revolusi mental adalah Kurikulum 2013. Selamat menjalani Ujian. Semoga lulus dengan nilai yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar