Pertama masuk kelas, Madame Ningrum menyajikan lagu, film pendek dan puisi yang kemudian dikaji oleh para peserta. Ada lagu “Qui pourrait?”-nya Lou, ada film pendek “Memo”, dan puisi “Le pont Mirabeau”, puisi karya Guillaume Apollinaire yang sejak 1913 sampai sekarang masih saja terkenal, semacam puisi “Aku”-nya Chairil Anwar di Indonesia. Selain memutarkan lagu, film pendek dan puisi, Madame Ningrum juga membaca sendiri sebuah puisi berjudul “Enseignant”, sebuah puisi tentang guru. Suaranya menggelegar dan mendayu-dayu dengan artikulasi Prancis-nya yang indah. Excellent.
Mengikuti kelas Madame Ningrum tak ada ngantuknya. Suara perempuan yang mempunyai moto “Kerja Keras, Kerja Cerdas, Kerja Ikhlas sampai Tuntas” ini cetar membahana dan cukup membuat adrenalin kami terpacu untuk mempelajari aplikasi yang beliau ajarkan yang mendukung pembelajaran Mendengar dan Berbicara Bahasa Prancis.
Prinsip hidupnya yang menjunjung tinggi kejujuran dan “sekecil apapun yang kita lakukan akan kembali ke diri sendiri” membuat beliau bersungguh-sungguh dalam memberikan materi pelatihan. Mobiltasnya tinggi untuk berkeliling kelas mendatangi satu per satu, menyapa, membimbing, dan tak lupa memfoto para peserta (cekrek..cekrek) dalam membuat dan mempresentasikan aplikasi padlet, screencast-O-Matic, dan voicethread.
Pada saat presentasi, para peserta saling bertanya, memberi masukan, kritikan dan saling belajar. Sangat menarik.