Seusai sholat isya berjamaah di mushola, terdengar riuh anak-anak bermain
di halaman mushola. Rupanya, mereka bermain perang-perangan. Senjata yang
mereka gunakan adalah sarung. Menirukan
superhero yang sedang tenar macam Kapten
Amerika, Iron man, Ant man, Hulk, Thor, dan Black Phanter.
Mereka menyabet-nyabetkan sarungnya ke temannya. Tak kalah sengitnya, temannya
membalas. Yang merasa terdesak, melarikan diri. Musuhnya mengejar. Rata-rata
mereka umur 9-11 tahun atau kelas 3-5 SD.
Selain bertarung dengan sesama lelaki, mereka juga memancing anak
perempuan untuk ikut bertarung dengan cara menyabetkan sarungnya ke anak perempuan.
Anak perempuan yang terpancing akan membalas dengan menyabetkan mukenanya.
Ternyata, tidak hanya anak perempuan yang dipancing untuk terlibat dalam pertarungan
itu, anak yang lebih kecil pun dipancing-pancing untuk terlibat. Kan dan Ken
menjadi sasaran sabetan sarung Faqih. Padahal mereka tidak mempunyai sarana
untuk membalasnya. Mereka tidak mempunyai sarung karena mereka sholat memakai
celana panjang.
Namun demikian, pancingan Faqih membuahkan hasil. Kan dan Ken tergopoh-gopoh melepas celana panjangnya.
“Eits…jangan lepas celana di sini. Nanti kelihatan,” teriakku
Kan dan Ken tetap saja meneruskan niatnya untuk melepaskan celananya
karena serangan bertubi-tubi menghajarnya.
Oh, ternyata dugaanku salah. Kan dan Ken berani melepaskan celana
panjangnya karena mereka memakai celana pendek di dalamnya. Setelah berhasil melepas celana panjangnya dan hanya memakai celana
pendek, Kan dan Ken nampak begitu semangat terlibat dalam peperangan dengan
teman-temannya yang sebenarnya lebih besar. Mereka meladeni serangan itu dengan memutar-mutar
celananya di udara sebelum mendaratkan pukulan ke musuhnya.
“Ciaaat….ciaaat.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar