Penerimaan Tamu Ambalan (PTA) SMA Negeri 2 Batang gugus depan 167/168 Patimura - Martha Christina Tiahahu dilaksanakan pada hari Rabu-Jum'at tanggal 28-30 Agustus 2019 di Agrowisata Selopajang, desa Selopajang Timur, Kecamatan Blado, Kabupaten Batang. Pesertanya adalah seluruh siswa kelas X.
Puncak acaranya adalah Api Unggun. Api unggun berasal dari "api" dan "unggun". Menurut KBBI, api adalah panas dan cahaya yang berasal dari sesuatu yang terbakar. Sedangkan unggun adalah tumpukan kayu. Jadi, api unggun adalah api yang menyala pada tumpukan kayu yang dibakar. Bukan tumpukan kertas, kardus, sampah, apalagi tumpukan masalahmu.
Menyalakan api unggun ini menjadi kegiatan yang wajib ada di dalam segala macam perkemahan. Perhatikan saja, perkemahan dimanapun pasti ada acara menyalakan api unggun. Perkemahan tanpa api unggun bagai sayur tanpa garam. Hambar. Tak ada yang mau makan. Kadang dibuang. Sambil dicaci maki.
Tempatnya adalah di lapangan agrowisata Selopajang yang telah tersedia. Lapangan ini cukup luas. Biasa digunakan untuk upacara dan acara api unggun. Tentu saja, api unggunnya ditempatkan di tengah lapangan agar api yang menyala tidak merembet ke mana-mana. Ini adalah salah satu pelajaran yaitu membuat api unggun harus jauh dari sesuatu yang mudah terbakar.
Diawali dengan upacara dan pembina upacara menyalakan salah satu obor. Kemudian obor pertama menyalurkan apinya ke obor berikutnya dan terus bersambung ke sepuluh obor untuk kemudian mereka bersama-sama menyalakan tumpukan kayu yang telah disiram dengan minyak tanah. Api pun berkobar.
Api unggun menyala sembari diiringi lagu "Api Unggun" yang dinyanyikan bersama-sama oleh peserta perkemahan PTA.
"Api kita sudah menyala
Api kita sudah menyala
Api Api Api Api Api
Api unggun sudah menyala"
Langit yang cerah penuh bintang menemani Api Unggun yang nampak gagah. Untung saja, perkemahan PTA ini dilaksanakan pada bulan Agustus. Bulan Agustus memang puncaknya musim kemarau. Hujan sudah jarang turun. Makanya, tidak direkomendasi melaksanakan perkemahan pada musim hujan. Bisa dibayangkan, lagi asyik-asyiknya api unggun menyala, tiba-tiba hujan. Kan repot. Kita harus mencari payung untuk menaungi api unggunnya. Bersyukurlah, pemerintah menetapkan hari pramuka pada tanggal 14 Agustus yang bertepatan dengan musim kemarau.
Mengapa harus api unggun yang menjadi puncak kegiatan perkemahan PTA? Karena api unggun mempunyai beberapa makna, yaitu:
1. Api yang besar menjilat-jilat ke atas menggambarkan semangat yang tinggi menjulang. Dengan api unggun, diharapkan peserta PTA menjadi generasi yang mandiri, berani, cinta alam dan pikiran lebih dewasa, cemerlang di masa depan yang berguna bagi masyarakat sekitar sebagaimana tema Perkemahan PTA tahun ini yaitu "Tumbuh Bersama Jiwa Pramuka".
2. Kehangatan. Dengan adanya api unggun, udara musim kemarau bulan Agustus yang mencapai 18 derajat Celcius menjadi hangat. Tentu saja bukan hanya kehangatan fisik yang tersirat dari api unggun. Dengan api unggun, diharapkan akan terjalin kehangatan dalam pertemanan, persahabatan dan persaudaraan. Selain menjalin kehangatan, api unggun berfungsi untuk melepas kepenatan setelah menjalani banyak kegiatan yang menyita tenaga seperti hiking malam, hiking siang, senam, lomba memasak, dan games. Pada saat api unggun menyala, para peserta PTA menampilkan pentas seni. Ini menjadi hiburan tersendiri bagi peserta PTA.
Sebenarnya, sambil menghangatkan badan, kita bisa membakar sesuatu untuk dimakan. Sayangnya di perkemahan PTA tidak ada yang membawa ikan, ayam, singkong atau jagung untuk dibakar. Mungkin sebagai evaluasi pada perkemahan PTA tahun depan, peserta diwajibkan membawa ikan, ayam, singkong atau jagung.
Selamat menjadi anggota pramuka gugus depan 167/168 Patimura - Christina Marta Tiahahu pangkalan SMA Negeri 2 Batang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar