Sejak awal periode kepala sekolah sebelumnya (Pak Herry)
sekitar tahun 2012, aku telah menjadi notulis untuk setiap kegiatan brieifing.
Sebagai asisten Pak Kasmudi (Waka kurikulum jaman old), waktu itu aku mempunyai
tugas untuk mencatat kegiatan briefing karena tuntutan administrasi, terutama
untuk kepentingan akreditasi. Briefing dilakukan oleh kepala sekolah untuk
membahas hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian lebih. Misalnya,
persiapan test, persiapan akreditasi, persiapan Ujian Nasioal, dan lain-lain.
Setelah aku tidak lagi menjabat sebagai asisten Waka
kurikulum pada awal tahun pelajaran 2017/2018 ini, maka tugas tersebut aku
serah terimakan kepada Bu Yeni (Waka Kurikulum jaman now) sebagai tanda
berakhirnya tugasku sebagai notulis. Bu Yeni pun telah menerimanya dengan
senang hati. Dengan demikian, aku sudah bisa bernafas lega.
Namun kelegaan nafasku tidak bertahan lama. Tadi pagi, pada
briefing tanggal 30 Nopember 2017, kepala sekolah periode sekarang (Pak Habibi)
secara langsung menunjukku kembali menjadi notulis briefing.
“Wah...berat nih”, kataku dalam hati
Bukan apa-apa. Briefing oleh Pak Herry belum tentu dilakukan
sebulan sekali. Nah, briefing oleh Pak Habibi dilakukan setiap hari yaitu
dimulai pada pukul 06.45 pagi. Tentu saja, setiap hari aku harus berangkat pada
pukul 06.45. Tidak boleh terlambat.
Penunjukkanku sebagai notulis sebenarnya mendapat tentangan
dari beberapa guru. Selain karena aku sekarang sudah menjabat asisten Waka
Kesiswaan, juga karena sebenarnya notulis adalah bagian tugas dari Waka Humas.
Namun, keputusan kepala sekolah belum berubah.
Namun, keputusan kepala sekolah belum berubah.
Yo wis lah. Kuat tak lakoni. Ora kuat tak tinggal ngopi.
Karo Bu Yeni. Eh... maaf, nggak jadi. Soalnya Bu Yeni ga suka kopi. Karo Pak
Kasmudi saja lah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar