Di kursi depan, kursi tempat
biasanya kepala sekolah duduk memberikan briefing setiap pagi, Pak Agus Hary
duduk bertelekan tangan di atas meja. Kedua tangannya dilipat di atas meja.
Kepalanya bersandar di atas kedua tangannya.
Wajahnya nampak lelah.
“Pak Agus Hary nampak tenanan memikirkan sekolah ya Pak,”
kataku kepada Pak Ros yang duduk di sebelahku.
Pak Ros hanya tersenyum. Sebagai
asisten Pak Agus Hary, Pak Rosidi tentu sangat memahami kondisi “boss”nya pada
hari-hari ini. Beberapa hari yang lalu, Pak Agus Hary harus bolak-balik
ke Semarang untuk mengurus proposal DAK (Dana Alokasi Khusus) untuk memperbaiki
2 ruang kelas. Sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Sarana dan Prasarana, beliau
bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan proyek ini. Malangnya, pengurusan
proyek ini harus di Semarang. Sebuah kota dengan jarak yang tidak pendek jika
ditempuh dari Batang. Untuk menempuh perjalanan tersebut, tidak hanya menyita
tenaga tapi juga harus kesabaran karena jalan pantura yang acap kali macet.
Maka tak heran, kondisi Pak Agus Hary nampak menurun drastis. Keceriaannya
berkurang. Dalam kondisi seperti ini, tak ada seorang pun bisa menghiburnya.
Pak Ros sebagai asistennya tak bisa membantu banyak karena beliaupun
mempunyai tugas mengurusi seluruh taman di sekolah ini. Sang bendahara, Bu Us
yang bisa mengurangi beban dan pikiran karena biasa menjadi sasaran godaan Pak Agus
Hary, hari ini juga ijin tidak masuk karena kurang enak badan. Rekan-rekan
sesama guru tak bisa berbuat banyak.
Tugas seorang wakil kepala sekolah
di bidang sarana dan prasarana tidaklah ringan. Tugasnya tidak hanya ketika
menerima proyek seperti sekarang ini. Setiap hari beliau harus bertanggung
jawab terhadap seluruh sarana dan prasarana sekolah. Dari mengurusi jaringan
internet sampai mengganti bola lampu yang pecah. Dari membangun ruang kelas baru sampai mengganti galon air di ruang guru. Setiap hari beliau
mengawasi, mengontrol, dan merawat sarana tersebut. Tenaga dan pikiran belaiau
benar-benar tercurahkan untuk sekolah. Maka, tak ada ucapan yang pantas
disampaikan kepada beliau selain “salut” dan “terima kasih”. Lebih salut lagi
karena beliau mengerjakan ini tanpa kejelasan gaji/tunjangan.
tenanan :
sungguh-sungguh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar