Malam ini, anakku yang ke-2 merengek minta nonton lampion di
alun-alun yang kemarin siang sempat dia lihat. Pukul 19.30 aku berangkat
mengendari motor kebanggaanku, Honda Grand 95. Mendekati alun-alun, jalanan sangat
padat. Banyak manusia ternyata. Tapi aku tak heran karena mulai tadi siang juga
dibuka Batang Expo 2016 yang diselenggarakan di jalan Veteran, sebelah selatan
alun-alun atau di depan pendopo Bupati. Jadi selain mengunjungi taman lampion,
pasti mereka mengunjungi Batang Expo juga.
Sepanjang jalan sebelah barat alun-alun sebagian digunakan
untuk tempat parkir. Itu pun sudah penuh. Akhirnya aku menemukan tempat parkir yang
kosong di depan Masjid Agung, tepat di sebelah barat taman lampion. Kebetulan. Setelah
kubayar parkir Rp. 2.000 dan diberi tiket parkir, aku segera menuju taman
lampion di alun-alun. Ternyata tidak mudah untuk mendekati taman
tersebut. Dimana-mana ada manusia yang berlalu lalang. Ketika hampir sampai ke
taman lampion, aku kecewa. Ternyata taman lampion tersebut dipagar. Tanpa bertanya
kepada siapapun, aku berjalan merayap mengikuti arus
manusia yang berjalan menuju ke selatan. Kukira pintu masuknya berada di
selatan karena kulihat ada semacam gapura dengan lampu berwarna merah di sebelah
selatan. Kudekati gapura yang berada di selatan agak ke timur. Aku tertipu. Ternyata
gapura itu juga berada di dalam pagar. Terpaksa aku merayap lagi menuju ke arah
timur kemudian ke utara. Aku mengelilingi taman lampion yang areanya menghabiskan
sepertiga alun-alun. Setelah lumayan lelah, akhirnya aku sampai di sebelah utara. Ternyata pintu masuknya berada di sini.
Untuk memasuki taman lampion, aku harus membayar tiket masuk
sebesar Rp. 15.000. Untung anakku tidak membayar tiket karena masih di bawah 8
tahun.
Di dalam area taman lampion, anakku langsung pasang aksi
minta difoto. Kuambil gambarnya di setiap lampion. Ada berbagai bentuk lampion yang
ternyata dibuat dari rangka besi berselimut kain warna-warni sesuai jenis
lampionnya: bunga, jamur, berbagai jenis binatang, ikan, masjid, dan taman cinta. Di sebelah
selatan terdapat lampion putih membentuk tulisan “FESTIVAL OF LIGHT” padahal di tiket masuknya tertulis: 'Taman Pelangi Sriwijaya, The City of Light' dan anakku mengatakan taman lampion. Yang benar yang mana? Tapi indah sekali taman ini.
Sayangnya, foto-foto anakku hanya
kuambil dengan kamera handphone lama. Hasilnya sama sekali tidak maksimal.