Hari ini, Kan dan Ken turun ke kali. Masing-masing berbekal cething nasi dan sebuah ember, mereka mencari "yuyu". Kali ini cething nasi ini tidak sia-sai karena tak seperti ikan lunjar, yuyu tidak akan lolos melewati lubang-lubang cething.
Yuyu biasanya bersembunyi di bawah batu kali. Pelan-pelan Ken membuka batu-batu tersebut dan Kan dengan cethingnya menangkap kepiting yang berlari ke samping (Yuyu memang larinya ke samping ya, nggak bisa maju maupun mundur). Sebuah kerjasama yang apik antara dua anak ini. Sementara Lin dan Na (adik Kan) dari darat membantu memperhatikan dan menunjukkan ke mana yuyu itu melarikan diri.
Dalam beberapa saat sudah tertangkap dua yuyu besar dan tiga yuyu kecil.
"Yuyunya mau diapain Kan?" tanyaku.
"Dibakar," jawabnya.
"Terus?" tanyaku penasaran.
"Ya dimakan," jawabnya.
Aku tak yakin dengan kata-kata Kan.
Tapi setelah Kan dan Ken naik dari kali, mereka dibantu Lin menyiapkan tungku dengan pecahan genteng serta kertas dan daun-daun bekas sebagai kayu bakar. Api dinyalakan dan yuyu dimasukkan ke dalam api.
Setelah beberapa saat dan yuyu itu berubah warna menjadi hitam (bukan merah), mereka mengangkatnya dari api. Kemudin yuyu-yuyu itu dibersihkan, dan terlihat agak merah dan agak coklat (antara matang dan setengah matang).
"Enak nih Pakde," kata Kan sambil memperlihatkan yuyu yang sudah dipecah dan terlihat dagingnya yang berwarna putih.
"Pakde mau?" tawar Lin.
"Nggak ah," jawabku.
Kan, Ken dan Lin asyik dengan yuyu bakarnya. Namun kulihat Na tidak ikut makan dan asyik sendiri dengan sebungkus plastik es coklatnya di mulutnya.
"Na, nggak makan yuyu bakarnya?" tanyaku kepada Na.
"Hoeeekkk."Bukan jawaban yang kuterima dari Na. Hanya suara hoek yang memperlihatkan bahwa Na jijik dengan yuyu bakar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar