alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 29 November 2022

KOPI BALI



Pagi yang sejuk. Sisa hujan semalam masih membasahi dedaunan. Setelah subuh, kudidihkan air untuk menyeduh secangkir kopi, kopi hitam asli Bali oleh-oleh dari keluarga Bedugul dan Singaraja yang beberapa hari lalu bersambang ke rumahku. 


Menikmati kopi Bali membuatku melayang. Seruputan demi seruputan kunikmati dengan sepenuh hati. 

- Seruputan pertama terasa aroma kopinya yang kental dan membawaku ke pantai Kuta beserta aneka turis di tepinya.

- Seruputan kedua rasa pahitnya yang khas di lidah dan membawaku ke pantai Jimbaran beserta kulinernya.

- Seruputan ketiga rasa rempah yang buket membawaku ke GWK beserta tari kecaknya dan bukit-bukit berbatunya. 

- Seruputan keempat bubuk kopinya terasa lumer di dinding atas mullutku membawaku ke Nusa Dua beserta bebek bengilnya dan helatan G20nya yang baru saja selesai. - 

- Seruputan kelima pasta kopinya melelh sampai ke tenggorokan membawaku ke Danau Bedugul beserta pura Ulun Danunya. 

- Seruputan keenam ada rasa rempah yang tertinggal di mulut membawaku ke Kebun Raya Bali beserta pepohonannya. - 

- Seruputan ketujuh tandas sampai ke dasar gelas membawaku ke Sangeh beserta monyet-monyet dan duriannya. 

- Seruputan kedelapan masih ada ampas kopi yang tersisa membawaku ke desa Trunyan beserta... Tiba-tiba kopiku jadi terasa pahit sekali.


Terima kasih Mas Faiq Sohib Bali dan Mba Mila Mukarromah atas kunjungannya dan oleh-olehnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar