alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Selasa, 17 Mei 2022

NINI SAMPI



"Ondol-ondol...ondol-ondol.." suara Nini Sampi melengking serak-serak basah.


Tangan kirinya memegangi tenong bambu di atas kepalanya yang berisi ondol-ondol. Ondol-ondol adalah makanan khas di karesidenan Banyumas. Terbuat dari singkong diparut, dibentuk bulat-bulat dan digoreng. Bersarung, tanpa alas kaki dan memakai ikat kepala yang menutupi rambutnya yang dipotong ala laki-laki memberi kesan lincah, cekatan dan maco. 


Ya, dari tampilannya, Nini Sampi begitu laki-laki. Adapun panggilan "Nini" sebagai panggilan khas perempuan sudah melekat sejak dia muncul di desa Bajong. Sebenarnya, dengan gayanya seperti itu, banyak yang menyangsikan Nini Sampi berjenis kelamin perempuan.


"Kayaknya dia laki-laki," celetukan itu selalu saja muncul. Namun tak ada yang berani menanyakannya langsung kepadanya. 


Orang hanya tahu dia berasal dari plemahan, desa tetangga Bajong tapi asal-usul keluarga dan masa kecilnya tak ada yang tahu. Dan tak bisa dipastikan dia itu perempuan atau laki-laki. Sejak berjualan ondol dan kadang es pikul, dia datang begitu saja ke desa ini tanpa dicurigai dan tak ada yang peduli asal-usulnya. Bahkan ada isu yang mengatakan bahwa dia keturunan Tionghoa. Soal kulitnya yang legam (tidak putih) dan sedikit keriput adalah tempaan matahari karena setiap hari berpanasan berkeliling dari desa ke desa. Tapi tak ada yang bisa memastikan kebenaran isu tersebut. 🤷‍♂


Mak Honimah, Mak Musniyah, Mak Sumiyati yang sedang melakukan ritual "petan" tak mengacuhkan Nini Sampi dan membiarkannya lewat begitu saja.


"Mak, beli ondol-ondol Mak," rengek Eti kepada Mak Honimah.


Rupanya rengekan Eti memancing teman-temannya untuk minta dibelikan ondol-ondol kepada emaknya masing-masing.

Imul, Yani, Saroh dan Jabriyah ikut merengek minta dibelikan ondol-ondol juga.

"Nini Sampi, ondol-ondol," teriak Mak Honimah akhirnya memanggil Nini Sampi yang telah menjauh.


Nini Sampi berbalik. Diturunkannya tenong bambu dari atas kepalanya. Ada berbagai macam ondol-ondol yang dibawa. Ondol-ondol tusuk berisi lima ondol-ondol kecil rasa original, ondol-ondol besar isi gula, ondol rasa bawang pedas, semua masih hangat. 

Nini Sampi melayani anak-anak dengan ramah, mengemas pesanan dengan daun pisang. Eti, Imul, Yani, Saroh dan Jabriyah tertawa-tawa dengan ondol-ondol tusuk ditangannya masing-masing.


Merujuk kata-kata Gus Dur: 

“Tidak penting apa pun Agama atau Sukumu (dan jenis kelaminmu-red), kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik buat semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu (dan jenis kelaminmu-red)”.


"Ondol...ondol..." teriak Nini Sampi melanjutkan perjalanannya berkeliling desa.


*) gambar diambil dari https://cookpad.com/id/resep/4220737-ondol-ondol-ketela.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar