Awal kudengar kata 'Jasuke', aku berharap makanan ini berasal dari Jepang. Tapi harapanku kandas. Ternyata jasuke adalah singkatan dari jagung susu keju. Konon, orang Jawa Baratlah yang pertama mengenalkannya.
Walaupun tak sesuai harapan, satu cup Jasuke seharga 7 ribu rupiah akhirnya kubayar. Dan dengan rasa penasaran, kucicipi makanan ini.
Hmm... enak. Kejunya terasa menggigit ditambah rasa manis susu kental. Jagung manis rebus terasa lembut dan menyatu dengan keju dan susu.
Eits.... tunggu dulu. Ada yang janggal. Tak seperti perpaduan makanan antara timur dan barat lainnya yang selalu menyisakan keanehan dan kejanggalan dalam rasa, jagung, keju dan susu dalam Jasuke ini kompak membuat rasa yang legit yang lembut. Tak ada pemaksaan, pemerkosaan dan pemberontakan. Keju dan susu yang notabene berasal dari barat tidak nampak memaksa, apalagi menjajah jagung. Si jagung juga nampak tak terintimidasi dengan kehadiran keju dan susu. Semuanya klop dan kompak. Aneh!
Aih..aih.. setelah googling, kini kutemukan penyebabnya. Aku yang mengira bahwa jagung adalah tanaman asli jawa karena sejak kecil aku sudah mengenal lagi "wak wak gung segone sego jagung" dan karena guru sekolah dasarku tak ragu mengatakan bahwa jagung adalah salah satu makanan pokok di Indonesia, ternyata salah.
Ternyata, tanaman bernama latin Zea mays ini telah ditanam sejak 7000 tahun lalu di Amerika tengah dan Meksiko selatan dan masuk ke Indonesia pada abad 16 di bawa oleh orang-orang Portugis.
Oalaaah.... pantesan jagung nampak sangat bahagia menyatu dengan keju dan susu. Rupanya mereka adalah saudara setanah air yang telah lama terpisah dan kini bertemu kembali setelah bertahun-tahun terpisah.
Makanya, enak sekali Jasuke ini. Nyam..nyam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar