Setiap hari anakku Azam (7 tahun) berada di depan televisi.
Pagi hari, sebelum berangkat ke sekolah, dia sudah menyalakan televisi. Siang
hari, setibanya di rumah, pertama yang dicari adalah remote control televisi. Dia lupa
semuanya, lupa pada laparnya, lupa pada mainannya, lupa pada sepedanya, lupa
pada ikan peliharaannya, lupa pada teman-temannya yang berteriak-teriak
memanggilnya di depan rumah. Dia hanya tertarik pada Ipin-Upin, Spongebob, Oscar's Oasis, Larva Cartoon, Boboboy, Sopo Jarwo, Madun, Go BMX, dan terakhir adalah Superdede yang selesai pada pukul 21.30. Dia baru tidur pada pukul 22.00. Paginya, susaaaah bangun.
Akibatnya, terlambat sekolah. O la la....
Sudah satu minggu,
televisi di rumah kami rusak. Kabel antenanya putus. Aku katakan padanya bahwa
tidak ada toko yang menjual kabel antena semacam itu. Dan dia percaya.
Sekarang, kami hidup tanpa televisi. Anakku mulai beraktivitas
dengan kegiatan-kegiatan lainnya. Walaupun awalnya berat karena aku dan ibunya harus menemaninya menggambar, belajar, membaca cerita, menggambar, dan mendongeng. Tapi itu membuat kami lebih dekat. Sepulang sekolah, dia juga sudah bisa bermain dengan teman-temannya, mencari buah-buah liar di
kebun, salam, karsen, mlandingan, pete cina, mencari
ikan, katak, kepiting di selokan.
Sekarang, anakku hidup normal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar