Aslinya kupat ini seperti kupat biasa. Terbuat dari janur kuning dan diisi beras. Namun proses perebusannya yang menggunakan air abu "blukang" (pelepah kelapa) membuatnya berubah menjadi hitam dan rasanya asin (tanpa diberi garam). Cukup dimakan bersama mendoan hangat, rasanya Jos. Ketupat ini tersedia setiap pagi di warung "Pak Surur" di desaku lengkap dengan mendoannya.
Berbekal uang Rp.4000 untuk 4 buah kupat ireng dan Rp.5000 untuk 4 mendoan hangat, cukup untukku dan istriku sarapan pagi di belakang rumah di bangku bawah pohon kelor ditemani temaramnya kabut pagi yang masih enggan pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar