Untuk menghadapi event pertandingan olahraga antar kelas dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda pada bulan Oktober, mulai hari ini tanggal 23 September 2023, lapangan basket, volley dan badminton dicat ulang.
Alih-alih mengundang tukang cat, sekolah meminta bantuan Pak Tu, Mas Jo, Mas Dita dan Mas Topit, empat orang pegawai keamanan di sekolah untuk mencat lapangan. Toh, tangan mereka cukup terampil dan terlatih untuk pekerjaan tersebut. Pak Tu adalah mantan pekerja bangunan yang sudah terbiasa melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan bangunan: membuat adonan semen, memasang bata, keramik, pasang genteng, pasang listrik, pasang antena, pasang genteng, mencat tembok, jendela, pintu dan sebagainya. Sedangkan Mas Jo mempunyai keterampilan membuat craft, kerajinan tangan, membuat pisau, pandai memasak, membuat batagor, takoyaki dan lain-lain. Urusan cat tidak serumit pekerjaan- pekerjaan tersebut. Mas Dita dan Mas Topit terbiasa menjadi pekerja bangunan di desanya, beternak kambing, ayam, lebah dan lain-lain yang membutuhkan keterampilan tangan lebih. Sekedar mencat lapangan adalah pekerjaan yang ringan.
Terbentur dengan jam kerja formal di sekolah, maka pekerjaan tersebut bisa dilakukan kapan saja, bahkan malam hari. Yang penting borongannya cocok.
"Dilarang lewat Lapangan" sudah terpampang di pinggir lapangan SMAN 2 Batang. Semua orang dilarang melintasi lapangan. Kegiatan ekstrakurikuler basket, futsal, bola voli dan ekstra lain yang menggunakan lapangan diliburkan. Selain mengganggu pekerjaan, cat lapangan yang masih basah dan baru bisa terkelupas.
Tapi "Dilarang lewat Lapangan" tidak berlaku bagi hujan yang malam ini turun cukup deras. Tanpa permisi dan tak mempedulikan larangan dalam bentuk apapun, hujan mengguyur lapangan yang baru saja dicat. Sudah bisa diduga apa yang terjadi dengan cat yang baru saja dikuaskan.
"Pemborong rugi nih," kata Mas Topit yang malam ini lembur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar