alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar alt/text gambar

Rabu, 28 Agustus 2019

ANAK NAGA YANG BAIK



"Pakdee....ada ular," teriak Osaka, seorang anak tetanggaku yang setiap terdengar kumandang adzan maghrib nyamperin anakku untuk diajak ke mushola.
"Di mana?" tanyaku sembari keluar dari dalam rumah.
"Itu Pakde," kata Osaka sambil menunjuk seekor binatang melingkar di tengah teras rumahku.

Kudekati binatang itu dengan hati-hati. Binatang itu megal-megol berusaha menjauh dariku. Tapi karena keramik yang licin, gerakannya tidak berbanding lurus dengan kecepatan larinya. Kuperhatikan lebih seksama, ternyata dia mempunyai 4 kaki kecil. Dengan panjang tubuhnya yang kurang lebih 30 cm dan ramping, hewan ini lebih mirip ular. Kepalanya lebih mirip kadal. Kulitnya hijau tua mengkilap.

"Ini ular, kadal, anak naga, atau sejenis dinosaurus?" tanyaku dalam hati

Karena rasa takut dan kasihan, aku bermaksud menyingkirkannya tanpa harus membunuhnya.

"Mas, tolong ambilkan serok sampah," suruhku kepada Azam

Anakku mengambil serok sampah plastik berwarna hijau dan diserahkan kepadaku. Kuserok "anak naga" itu tapi gerakan megal-megolnya cukup untuk melepaskan diri dari serokanku. Karena gemas melihatku tidak berhasil juga memasukkan "anak naga" ini ke serok sampah, anakku mengambilnya untuk dimasukkan ke dalam serok.

"Jangan dipegang, nanti nggigit!" teriakku saat anakku berusaha memegangnya.
"Nggak apa-apa Pa. Nggak nggigit kok. Dia baik kok," jawab anakku.
"Kok tahu?" tanyaku
"Dulu juga pernah pegang hewan seperti ini di dekat pot depan juga ada,"

Oh.. rupanya anakku sudah mengenal binatang seperti ini. Mungkin benar kata dia, binatang ini baik hati. Kelak, kalau sudah besar, mungkin anak naga ini akan menolong manusia. Dengan api yang keluar dari mulutnya, dia bisa membantu manusia untuk memasak singkong, menggoreng pisang, membakar ikan, membakar batu bata atau membantu PLTU untuk membakar batu bara.

Setelah berhasil dimasukkan ke serok sampah, anakku membuangnya ke kali di depan rumahku yang saat ini tidak ada airnya karena kemarau yang panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar