Siang ini begitu panas, Sambil menunggu beduk maghrib saat berbuka puasa tiba, aku dan istriku duduk di teras rumah sambil memperbincangkan banyak hal.
Pada saat kami asyik ngobrol, terlihat Ken (anak tetangga berumur kurang lebih 6 tahun) melintas di depan rumah tanpa menghiraukan kami. Kami juga tak menghiraukannya. Tiba-tiba suara Ken terdengar memanggil kawan akrabnya, Kan (juga anak tetangga seumuran dengan Ken),
"Kan... Sini tak bilangin, "
Dari kejauhan nampak Kan tergopoh-gopoh mendekati Ken.
"Ada apa Ken?" tanya Kan kepada Ken.
"Tadi ada ular kobra besar sekali," Ken menggambarkan ular tersebut. Tangannya meliuk ke udara dengan telapaknya ditekuk dan diarahkan ke wajah Kan. "Warnanya coklat dan bersisik," lanjut Ken
Mendengar kata-kata Ken, aku dan istriku tersentak.
"Ada ular Pa," kata istriku, "dimana ya? Coba tak tanya ke Ken"
Aku mencoba menenangkan diri. Aku sudah pernah berurusan dengan Ken dan Kan yang membuatku gemas.
"Sebentar Ma, sabar...sabar. jangan buru-buru".
Aku mencoba menenangkan istriku. Aku tidak mau istriku bernasib sama denganku, di"kepo"-in oleh 2 anak ini beberapa bulan yang lalu.
"Tapi ini gawat Pa. Ular kobra kan berbisa. Berbahaya. Jangan-jangan berkeliaran di sekitar rumah."
"Tunggu sebentar..biarkan dua anak itu menyelesaikan perbincangannya. Kita jadi pendengarnya saja. Nanti kita akan tahu dimana Ken melihat ular kobra besar itu," jelasku.
"Ah.. Kelamaan," kata istriku tak sabar.
"Tunggu sebentar..biarkan dua anak itu menyelesaikan perbincangannya. Kita jadi pendengarnya saja. Nanti kita akan tahu dimana Ken melihat ular kobra besar itu," jelasku.
"Ah.. Kelamaan," kata istriku tak sabar.
Istriku mendekati Ken dan Kan. Aku memperhatikan dengan was-was.
"Ken..." sapa istriku dengan lembut, "Bude mau nanya, di mana Ken melihat ular kobra besar itu?" tanya istriku.
"Di kebun binatang," jawab Ken dengan wajah tanpa dosa.
Di teras, tawaku hampir meledak. Tapi melihat istriku kembali dengan wajah cemberut, aku hanya bisa berkata:
"Jawaban Ken kali ini lebih menghujam daripada jawaban "kepo" waktu itu. Sabar..sabar ini ujian. Puasa nggak boleh marah"
Masih dengan wajah cemberut, istriku pergi ke dapur meninggalkanku sendirian.